Lukisan
dinding gua atau dinding karang menggambarkan sebuah kehidupan zaman
prasejarah dari segi sosial-ekonomi dan kepercayaan masyarakat. Sikap
hidup manusia tergambar di dalam lukisan-lukisan tersebut, dan termasuk juga di dalamnya nilai-nilai estetika dan magis yang bertalian dengan totem dan
upacara-upacara yang belum diketahui dengan jelas. Cap tangan dengan
latar belakang cat merah mungkin mengandung arti kekuatan atau lambang
kekuatan pelingdung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang
jari-jarinya tidak lengkap sebagai tanda adat berkabung.
Menurut Roder dan Galis, yang menyelidiki lukisan gua di Papua, lukisan itu bertalian dengan upacara-upacara penghormatan nenek moyang, upacara penguburan, inisiasi, dan mungkin juga untuk keperluan ilmu dukun, untuk minta hujan dan kesuburan, atau memperingati suatu kejadian yang penting (Marwati Djoened Poesponegoro; 2008, 185).
Menurut Roder dan Galis, yang menyelidiki lukisan gua di Papua, lukisan itu bertalian dengan upacara-upacara penghormatan nenek moyang, upacara penguburan, inisiasi, dan mungkin juga untuk keperluan ilmu dukun, untuk minta hujan dan kesuburan, atau memperingati suatu kejadian yang penting (Marwati Djoened Poesponegoro; 2008, 185).